video persebaya & bonek
|
SURABAYA - Bondho Nekat, inilah akronim yang disandarkan bagi para suporter Persebaya Surabaya. Dari namanya saja sudah ada kata “nekat”, maka wajar saja jika apapun dilakukan agar bisa menyaksikan tim mereka bertanding. Bahkan nyawa siap dipertaruhkan.
Seperti dituturkan Reza Wilianto, bonek yang mengaku hanya memegang Rp100 ribu di kantong untuk pergi ke Bandung.
Siswa kelas 3 sebuah SMP swasta di Surabaya itu mengaku mengalami pengalaman tak terlupakan karena kereta api yang dinaiki rombongannya diserang sekumpulan massa di daerah Solo Jawa Tengah.
Petualangan Reza dimulai pada Kamis, 21 Januari lalu. Reza bersama kakaknya Erwin Wilianto (24) memutuskan ikut bergabung dengan bonek lainnya ke Bandung. Dari rumahnya di sekitar Wonokromo, Surabaya, Reza, Erwin, dan sekira sembilan orang Bonek di kampungnya berangkat menuju ke Stasiun Pasar Turi Surabaya sekira pukul 21.00 WIB.
Dasar bonek, untuk menuju stasiun pun rombongan Reza tidak mau keluar uang. Mereka lebih memilih untuk nggandhol (menumpang) mobil-mobil bak terbuka atau truk yang menuju ke arah Stasiun Pasar Turi. Bukannya tak punya uang, Reza sebenarnya dibekali orangtuanya uang Rp100 ribu.
Namun apa artinya uang sebesar itu dibandingkan dengan ongkos perjalanan ke Bandung dan akomodasinya. Apalagi sudah menjadi trade mark bagi bonek untuk selalu nggandhol beramai-ramai saat akan menuju stadion.
Sampai di Stasiun Pasar Turi, ternyata sudah ada ribuan bonek lain. “Kami masuk begitu saja karena penjagaan tidak ketat. Apalagi sudah banyak bonek lainnya yang sudah menunggu di Stasiun Pasar Turi,” ungkap Reza yang ditemui di sekitar Stadion Gelora Sepuluh Nopember Tambaksari Surabaya, Selasa (26/01/2010).
Setelah sekian lama menunggu, pukul 03.30 WIB KA Pasundan mengangkut rombongan menuju Bandung. Para bonek ini tak dipungut biaya. Seingat Reza, jika tak salah hitung ada sekira 12 gerbong yang terangkai pada saat itu. Semuanya terisi penuh oleh bonek. Tak hanya dalam gerbong, tapi juga meluber di atap-atap gerbong.
“Penumpang umum lainnya sampai membatalkan berangkat karena ada rombongan bonek. Saat berangkat saya berada di atap kereta,” tuturnya.
Kebetulan kereta Pasundan yang dinaiki Reza ini melewati jalur selatan seperti Madiun, Solo Yogyakarta dan kota-kota lainnya. Awalnya perjalanan aman-aman saja. Namun saat mendekati Solo, para penumpang yang berada di atap disuruh turun oleh polisi.
“Ternyata mau masuk Solo kami diserang oleh suporter Pasopati. Padahal kami tidak ada persiapan karena sebelum masuk kereta sudah digeledahi sama polisi,” ujar Reza.
Akhirnya prak, prak, prak suara hantaman batu membentur gerbong dan kaca terdengar bersahut-sahutan. “Kurang lebih selama setengah jam kami menerima. Kami hanya tiarap di dalam gerbong tanpa bisa membalas,” ujarnya.
Selepas Solo saat memasuki Sleman, mereka merasa aman karena lemparan batu sudah berhenti.
Tiba di Bandung Jumat malam, suasana relatif tenang. Tidak ada kerusuhan yang dilakukan para Bonek maupun pendukung Persib Bandung yang dikenal Bobotoh.
Usai pertandingan, sebagian Bonek langsung pulang ke Surabaya. Yang membedakan dengan berangkat, kepulangan merela dilakukan secara bergelombang. Kebetulan Reza menumpang Kereta Luar Biasa gelombang pertama yang disediakan khusus bagi para Bonek.
Dia menuturkan untuk yang satu ini, sama dengan saat berangkat. Para Bonek mendapat sambutan berupa lemparan batu di beberapa lokasi. Bahkan saat kereta memasuki wilayah Jawa Timur yang nota bene wilayah mereka pun, warga masih melempari batu.
Menurut Reza, kelompoknya dilempari batu sejak memasuki wilayah Solo, Jawa Tengah. “Bahkan kali ini, serangan itu lebih lama dibandingkan saat berangkat,” kisahnya.
Mereka pun hanya bisa pasrah. Tak hanya itu, sebelum masuk ke dalam kereta, polisi merazia barang bawaan sehingga mereka tidak bisa membalas lemparan batu. “Kami tidak bisa balas hanya bisa tiarap di dalam gerbong,” ujar Reza.
Reza menuturkan dalam gerbong salah satu penumpang yang dikenalnya, Cak Romli mengalami bocor di kepala saat kereta melintas di Solo. “Kami hanya diam saja tidak bisa membantu,” kisahnya.
Sesampainya di Madiun Romli baru mendapatkan perawatan. Dia terpaksa ditinggal dan ikut gelombang berikut yang di belakangnya.
Menurut Pembina Suporter Surabaya (YSS), ada tiga Bonek yang tewas selama perjalanan berangkat dan pulang dari Bandung. Ketiganya bukan tewas karena bentrokan, namun jatuh dari kereta api. Satu di antaranya tewas saat berangkat dan dua lainnya saat pulang. Korban pertama jatuh di daerah Nganjuk, Jawa Timur. Sementara yang lain di daerah Banyumas, Jawa Tengah.
YSS juga mencatat Bonek yang mengalami luka-luka akibat lemparan batu mencapai 64 orang. Para korban luka itu dirawat di RSUD Dr Mawardi Solo, RS Bethesda Yogyakarta, dan RSU dr Soetomo Surabaya.
Tak hanya itu, YSS juga mencatat Bonek yang belum kembali ke rumahnya. Hingga kemarin YSS mencatat 16 orang yang belum jelas nasibnya.
(ton)
Pemain Laskar Kalong 2010
1.Nama : Nurul Subkhi, TTL : Pekalongan, 8-Jun-1986, Klub asal : Persibat Batang, Posisi : Penjaga Gawang
2.Nama : Sanam, TTL : Bekasi, 19-Mei-1989, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Penjaga Gawang
3.Nama : Sodikin, TTL : Tegal, 19-Jul-1972, Klub asal : Klub asal: Persip Pekalongan, Posisi : Penjaga Gawang
4.Nama : Didi Rochandi, TTL : Pekalongan, 18-Apr-1988, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Belakang
5.Nama : Drajad Hadi Wibowo, TTL : Grobogan, 19-Nop-1988, Klub asal : Persekab Kab. Pekalongan, Posisi : Belakang
6.Nama : Agung Prasetyo, TTL : Semarang, 23-Okt-1988, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Belakang
7.Nama : Wasiyanto, TTL : Bojonegoro, 5-Jul-1975, Klub asal : PSBL Lampung, Posisi : Belakang
8.Nama : Sugiat, TTL : Banyumas, 18-Jun-1981, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Belakang
9.Nama : Yuli Fitra Ariyanto, TTL : Sukoharjo, 8-Feb-1985, Klub asal : PSSA Asahan, Posisi : Belakang
10.Nama : Jadi Wido Dodo Mulyono, TTL : Sukoharjo, 26-Okt-1981, Klub asal : PSSA Asahan, Posisi : Belakang
11.Nama : Muntarno, TTL : Purwodadi, 11-Jul-1986, Klub asal : Persibat Batang, Posisi : Belakang
12.Nama : Sukodir, TTL : Pekalongan, 23-Feb-1981, Klub asal : Bank Sumsel, Posisi : Tengah
13.Nama : Dodik Dwi Haryono, TTL : Semarang, 30-Mar-1986, Klub asal : PSCS Cilacap, Posisi : Tengah
14.Nama : Dwi Priyo Utomo, TTL : Demak, 27-Feb-1978, Klub asal : Perseman Manokwari, Posisi : Tengah
15.Nama : Dodi Fauzi, TTL : Semarang, Klub asal : Diklat Salatiga, Posisi : Tengah
16.Nama : Muslimin, TTL : Pekalongan, 3-Mei-1987, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Tengah
17.Nama : Wahyudi, TTL : Batang, 30-Apr-1988, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Tengah
18.Nama : Mochamad Riyadi, TTL : Pekalongan, 3-Mei-1989, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Tengah
19.Nama : Windi Andriyanto, TTL : Lampung, 27-Okt-1986, Klub asal : Bank Sumsel, Posisi : Tengah
20.Nama : Mukhamat Fatih, TTL : Pekalongan, 28-Sep-1988, Klub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Depan
21.Nama : Nur Coyo, TTL : Pekalongan, 26-Sep-1985, Klub asal : Bank Sumsel, Posisi : Depan
22.Nama : Suroso, TTL : MojokertoKlub asal : Persip Pekalongan, Posisi : Depan
23.Nama : Rozikin, TTL : Batang, 1-Jan-1988, Klub asal : Persip Pekalongan Posisi : Depan
24.Nama : Taryono, TTL : Wonogiri, 7-Mar-1985, Klub asal : PSCS Cilacap Posisi : Depan
Laga Persip Pekalongan melawan Madina Medan Jaya dalam putaran kedua Divisi I Grup B di Stadion Bumi Phala, kemarin, berlangsung ricuh. Akibatnya, wasit Masrukin dari Malang dibawa ke rumah sakit lantaran patah tulang iga. Lima kartu merah pun keluar sekaligus bagi pemain Medan Jaya. Pertandingan akhirnya dinyatakan selesai pada menit ke-52 dalam kedudukan 1-0 bagi Persip. Tensi mulai memanas setelah gol Persip tercipta menit 15 melalui tendangan jarak jauh Sukodir. Medan Jaya yang tertinggal satu gol kemudian menerapkan permainan keras menjurus kasar.
Laga sempat dihentikan pada pertengahan babak pertama lantaran kericuhan di tengah lapangan. Seorang pemain Medan Jaya dengan sengaja menendang kaki lawannya yang jatuh tersungkur. Situasi itu memicu keributan antarpemain. Ofisial kedua tim, panpel pertandingan, dan aparat keamanan pun masuk lapangan untuk melerai.
Wasit Masrukin kemudian melanjutkan kembali. Giliran pemain Persip yang dengan sengaja menggaet kaki lawannya setelah bola yang dikuasainya lepas. Kenakalan tersebut memicu kemarahan pemain Medan Jaya. Mereka pun membalas dengan menebas para pemain Persip yang membawa bola.
Adegan mirip pertarungan kungfu itu berulang kali diperagakan para pemain kedua tim. Puncak kericuhan terjadi tujuh menit setelah jeda. Ofisial dan personel Medan Jaya memburu wasit Masrukin lantaran memutuskan terjadinya pelanggaran keras. Keputusan itu rupanya tak diterima kubu dari Sumut tersebut. Aparat berupaya melindungi Masrukin. Malang bagi dia, pemain cadangan Medan Jaya Rico Simanjuntak bisa menendang bagian belakang tubuhnya.
Wasit cadangan Munadi yang menggantikan Masrukin memberikan lima kartu merah sekaligus. Masingmasing diterima Tri Dinda Febriansyah, Aldino Herdianto, Ardan, Rifki Syarial, dan Rico dari Medan Jaya. Hasil akhir pertandingan ini Persip Pekalongan Menang WO dengan skor 4-0.
Laga Persip Pekalongan melawan Madina Medan Jaya dalam putaran kedua Divisi I Grup B di Stadion Bumi Phala, kemarin, berlangsung ricuh. Akibatnya, wasit Masrukin dari Malang dibawa ke rumah sakit lantaran patah tulang iga. Lima kartu merah pun keluar sekaligus bagi pemain Medan Jaya. Pertandingan akhirnya dinyatakan selesai pada menit ke-52 dalam kedudukan 1-0 bagi Persip. Tensi mulai memanas setelah gol Persip tercipta menit 15 melalui tendangan jarak jauh Sukodir. Medan Jaya yang tertinggal satu gol kemudian menerapkan permainan keras menjurus kasar.
Laga sempat dihentikan pada pertengahan babak pertama lantaran kericuhan di tengah lapangan. Seorang pemain Medan Jaya dengan sengaja menendang kaki lawannya yang jatuh tersungkur. Situasi itu memicu keributan antarpemain. Ofisial kedua tim, panpel pertandingan, dan aparat keamanan pun masuk lapangan untuk melerai.
Wasit Masrukin kemudian melanjutkan kembali. Giliran pemain Persip yang dengan sengaja menggaet kaki lawannya setelah bola yang dikuasainya lepas. Kenakalan tersebut memicu kemarahan pemain Medan Jaya. Mereka pun membalas dengan menebas para pemain Persip yang membawa bola.
Adegan mirip pertarungan kungfu itu berulang kali diperagakan para pemain kedua tim. Puncak kericuhan terjadi tujuh menit setelah jeda. Ofisial dan personel Medan Jaya memburu wasit Masrukin lantaran memutuskan terjadinya pelanggaran keras. Keputusan itu rupanya tak diterima kubu dari Sumut tersebut. Aparat berupaya melindungi Masrukin. Malang bagi dia, pemain cadangan Medan Jaya Rico Simanjuntak bisa menendang bagian belakang tubuhnya.
Wasit cadangan Munadi yang menggantikan Masrukin memberikan lima kartu merah sekaligus. Masingmasing diterima Tri Dinda Febriansyah, Aldino Herdianto, Ardan, Rifki Syarial, dan Rico dari Medan Jaya. Hasil akhir pertandingan ini Persip Pekalongan Menang WO dengan skor 4-0.
Jum'at, 16 Juli 2010 11:30:45 WIB
Reporter : M. Syafaruddin
Surabaya (beritajatim.com) - Menjelang pertandingan lawan Sriwijaya FC dalam babak 8 besar Piala Indonesia, Jumat (16/7/2010) nanti sore, skuad Persebaya Surabaya kedatangan tamu istimewa, yakni manajer I Gede Widiade. Gede bakal menemani Bajul Ijo saat berlaga di stadion Gelora Jaka Baring. Mereka pun optimis bisa mencuri gol dari Laskar Wong Kito.
Kehadiran pria yang berprofesi sebagai pengacara ini seolah menjadi obat penyemangat bagi Andik Vermansyah cs. Hal itulah yang diakui pelatih Persebaya, Rudy William Keeltjes. Meski tidak menjanjikan bakal mengucurkan bonus, tapi menurut Rudy kehadiran Gede sangat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi timnya.
"Adanya Pak Gede membuat mereka sedikit gembira. Sebab sekecil apapun bentuk perhatiannya, itu sangat berharga bagi pemain," kata Rudy saat dihubungi beritajatim.com siang ini.
Menurut Rudy, hingga empat jam sebelum pertandingan, ia mengaku kondisi timnya sudah siap tempur. "Selama mereka menerapkan apa yang saya berikan di Surabaya, saya yakin mereka akan menjadi tim yang kuat. Saya minta ketika mereka melupakan faktor non teknis ketika masuk lapangan," sambungnya.
Hanya saja Rudy masih sedikit risau. Sebab salah satu pemain andalannya, John Tarkpor dipastikan absen karena sakit malaria. Meski ia sudah menyiapkan penggantinya, yakni pemain muda, mungil dan lincah, Andik Vermansyah.
"Bagaimanapun tanpa Tarkpor kita cukup rugi. Karena dia selama ini yang kita persiapkan sebagai ujung tombak. Tapi saya berharap Andik mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Biar nanti dibantu Supriyono atau Mat Halil," harap pria keturunan Madura - Belanda ini.
Terakhir, meski tidak mematok target khusus, namun ia ingin timnya bermain maksimal dan mendapatkan hasil yang maksimal pula. "Saya tidak mau memasang target, sebab nanti dibilang takabbur. Tapi saya hanya ingin mereka tidak kalah. Bisa jadi imbang atau menang," tutupnya.[sya/ted]
sumber : beritajatim.com
Label: Persebaya
Diposkan oleh Liga Zuper di 14.12 0 Comments
Label: Persebaya
Diposkan oleh Liga Zuper di 10.27 0 Comments
Label: Nasional
Diposkan oleh Liga Zuper di 11.45 0 Comments
P enjaga gawang tim nasional, Markus Horison, menyatakan bergabung dengan klub sebesar Persib Bandung menjadi kebanggaan tersendiri baginya setelah terdepak dari Arema Indonesia. Ia pun menyatakan kesiapannya membela Persib dan dijadwalkan hari ini menandatangani kontrak dengan manajemen Maung Bandung.
"Saya sudah pasti bergabung dengan Persib. Ini merupakan tantangan baru sekaligus kebanggaan. Saya siap memberikan kemampuan terbaik kepada Persib," katanya. Momentum kedatangan Markus ke Persib memang pas. Setelah mengundurkan diri dari Singo Udan karena berselisih dengan pelatih Arema, Robert Rene Albert, pemain dengan ciri khas kepala plontos itu harus segera mencari klub baru. Kebetulan, penjaga gawang utama Persib, Sinthaweechai Ha-thairattanakool, akan kembali ke Thailand karena masa pinjamannya dengan klub asalnya, Choinbury, akan berakhir pada 20 Februari 2010.
Markus mengakui akan menjadi tantangan tersendiri baginya untuk menggantikan Sinthaweechai, yang sangat diidolakan publik Bandung. Namun, sebagai penjaga gawang tim nasional, Markus juga menegaskan tidak akan ada masalah baginya untuk menjawab tantangan itu. "Saya siap menggantikan Sinthaweechai, akan saya tunjukkan bahwa saya juga bisa mendapat simpati pendukung Persib,"kata Markus.
Persib, menurut Markus, merupakan klub yang paling serius untuk mendapatkahnya. Karena itu, ia berjanji akan memberikan kemampuan terbaik untuk Maung sejak pertama kali bergabung. Pemain berusia 25 tahun ini juga menegaskan tidak akan mengalami masalah adaptasi meski putaran kedua sudah bergulir. Banyaknya pemain nasional yang menghuni Persib, menurut Markus, akan sangat membantunya dalam beradaptasi.
"Di sana ada Maman (Abdurachman), Nova (Ariyanto), Eka (Ramdhani), juga Hariono. Kami selama ini berlatih di tim nasional. Jadi tidak akan masalah dalam adaptasi," ujarnya. Meski sudah memastikan akan berbaju Persib, Markus enggan menyebutkan nilai kontraknya.Sejak dulu VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan. Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan. Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit (atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata “oknum yang mengatasnamakan pendukung…”. What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK. Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa “PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB untuk menjadi besar dan terkenal”.
Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK. Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja!
Aku Punya Anjing Kecil
Ku Beri Nama Nurdin
Dia senang Berlari-Lari
Sambil Bernyanyi-Nyanyi
Nurdin Jancuk
Nurdin Jancuk
Nurdin Mbokne Ancuk
[Baca Selengkapnya]...
DI BLOG ;bonekmaniapersebaya.blogspot.comBukti Kebiadaban PSSI Pimpinan Napi Nurdin Halid. Persebaya Di nyatakan Kalah WO
| 5 Tulis Komentar »[Baca Selengkapnya]...Persebaya akhirnya di nyatakan kalah WO, Persebaya yang seharusnya menghadapi Persik di Stadion Jakabaring, Palembang, Minggu (8/8/2010), menolak bertanding dengan tidak datang ke kota Palembang.
Berikut kronologis dari awal permasalahan antara Persik vs Persebaya :
- Tgl 29 April 2010 Kubu Persik Kediri gagal menggelar pertandingan home (kandang) melawan Persebaya karena alasan tidak mendapatkan ijin dari pihak keamanan.
- Tgl 6 Mei 2010, Selanjutnya PSSI memindahkan laga ini di Yogjakarta, Persebaya hadir di lapangan, sementara kubu persik tidak hadir di lapangan. Akhirnya tgl 7 Mei 2010,, Komisi Disiplin PSSI mengeluarkan surat keputusan nomor 74/Kep/KD/ISL/II/V-10, bahwa menjatuhkan hukuman terhadap Persik kalah walkover (WO) dan denda sebesar Rp 25 juta terhadap Persik.Sanksi berdasarkan aturan Manual Liga Indonesia pasal 26 ayat 6, bahwa klub yang tidak melaksanakan pertandingan sesuai dengan jadwal dinyatakan kalah 0-3 serta pengurangan poin dan sanksi dari Badan Peradilan PSSI. (Hukuman sama dijatuhkan ke Persija karena gagal menggelar laga melawan Persiwa Wamena)
- Persik Kediri Mengajukan Banding ke Komisi Banding PSSI dan Tgl 7 Juni 2010, Komisi Disiplin PSSI kembali menjatuhkan denda Rp 25 juta karena mengajukan banding ke Komisi Banding PSSI. (Merujuk Kode Disiplin PSSI Pasal 127, bahwa klub yang terkena denda di bawah Rp 50 juta dan sanksi dilarang bermain kurang dari tiga pertandingan tidak bisa mengajukan banding).
- ANEHNYA -> Komisi Banding merekomendasi PT ISL menggelar tanding ulang Persik vs Persebaya untuk berebut tiket play off melalui surat keputusan nomor 6/Kep/KB/ISL/II/V-10. (Keputusan itu baru ekspose atau diterima Persebaya tertanggal 16 Juli 2010. Dan di putuskan tanding ulang di kediri 5 Agustus 2010.
- 3 Agustus 2010, Polda Jatim melarang partai Persik lawan Persebaya di Kediri, larangan pertandingan ini pun akhirnya di teruskan ke Polres dan Panpel Persik. Pertandingan pun di nyatakan Gagal di gelar. Tapi anehnya Persik tetap ngotot datang ke stadion Brawijaya. Sementara kubu persebaya yg sebelumnya bersiap ke kediri mengurungkan datang karena larangan dari Polda Jatim.
- 5 Agustus 2010, Begitu pertandingan di batalkan, PSSI masih ngotot bahwa Partai Persik vs Persebaya harus tetap di gelar. Akhirnya dipilih Palembang sebagai lokasi Pertandingan ini.
- 8 Agustus 2010. Persebaya di nyatakan WO karena tidak hadir di palembang. Persik di nyatakan menang 3-0, tapi tetep belum bisa selamat dari Jurang Degrasi. Baik Persik dan Persebaya akhirnya di nyatakan Degrasi dan Persebaya terancam dapat sangsi tambahan karena tidak hadir di Palembang. Dalam kasus ini yg di Untungkan adalah Pelita Jaya Karawang. Karena walaupun Persik menang 3-0, tetap menang selisih Gol, dibutuhkan minimal menang 7-0 atas Persebaya untuk bisa meloloskan persik ke laga Play Off. Sementara Persebaya minimal harus menang 3-0 atas Persik untuk bisa lolos ke babak play off.
Stadion Bung Tomo
Stadion Bung Tomo
| Gelora Bung Tomo | 6 Tulis Komentar »Apa kabar Stadion Gelora Bung Tomo? mungkin salah satu pertanyaan Arek Arek Suroboyo yang tidak sabar menanti kapan akan diresmikan Stadion yang nantinya akan menjadi kandang Klub Persebaya Surabaya ini. Stadion yang akan bisa menampung lebih dari 50.000 penonton tersebut sudah 82% selesai. 18% yang belum selesai dan kali ini dalam tahap penyelesaian adalah pada sisi penutup atap tribun, lintasan atletik di sekeliling pinggir Lapangan, Lampu pemancar 1.200 lux dari 42 titik lampu serta Scoring Board.
[Baca Selengkapnya]...Menjelang berakhirnya putaran pertama ISL beberapa waktu lalu saya mulai menyadari besarnya tekanan yg harus dihadapi Danurwindo dalam menangani Persebaya,untuk itu saya selalu membesarkan hatinya untuk terus melatih dan keluar saya selalu pasang badan untuk membelanya dgn berbagai alasan agar dia tetap bisa fokus dalam menangani team,namun pada sisi yg lain saya juga berjaga-jaga dgn menghubungi Fredy Muli agar mau kembali ke Persebaya pada putaran kedua.Prediksi saya terhadap daya tahan Danur menghadapi tekanan menjadi terbukti,ketika pertandingan yg amat mengecewakan dengan Persijap berakhir,dia menemui saya untuk mengajukan pengunduran dirinya sebagai pelatih Persebaya.saya mencoba tetap menahannya dgn beberapa alasan namun pada sisi yg lain saya juga menyadari dia tidak mungkin lg bisa fokus dengan kondisi seperti itu
Untuk itu saya kembali menghubungi beberapa pelatih termasuk Ivan Kolev untuk melatih Persebaya,sayangnya dibutuhkan waktu paling cepat tiga minggu untuk mengurus administrasi Ivan Kolev,sementara pada sisi yg lain kita tdk mungkin menaikkan salah satu asisten pelatih menjadi pelatih kepala ketika mental team dalam kondisi drop pasca pertandingan melawan Persijap.
Setelah pendekatan dengan Fredy gagal saya menghubungi beberapa pelatih lokal dan asing juga membangun kembali hubungan dengan petinggi2 BLI untuk mengurangi tekanan non teknis yg sangat terasa sepanjang putaran pertama berlangsung.Sebenarnya saya tetap bertekad memberikan kesempatan kepada Danur untuk terus melatih bila saya mampu membenahi materi pemain yg memang menjadi masalah utama team.Upaya merekrut pemain baru untuk pengganti pemain yg jelek kontribusinya nyaris gagal karena kita selalu kedahuluan team2 lainnya dan saya amat yakin itu bagian dari gangguan non teknis yg menimpa kita maka pendekatan ke petinggi BLI dalam banyak bagian amat penting untuk mengangkat performa team dimusim ini.Alhamdulillah setelah hubungan harmonis terjalin kita relatif lebih mudah menghubungi siapapun tuk membenahi team maupun official,dan hari ini saya telah bersepakat dengan Rudi Wilyam Keltjes sebagai pelatih kepala Persebaya Persebaya dan juga Insya Allah bisa memperbaiki beberapa materi pemain di tengat waktu yg amat pendek.saya hanya mohon doanya agar Persebaya di tangan pelatih yg baru bisa tampil lebih semangat lg dgn karakter asli Persebaya dan mampu mendudukan Persebaya pada posisi yg pantas di ISL musim ini. (Ditulis oleh. Saleh Ismail Mukadar)
[Baca Selengkapnya]...
SALAH REKRUTMEN
Jumat, 5 Februari 2010 | 09:09 WIB
|
SURABAYA – Putaran pertama ISL musim ini menjadi ajang pembelajaran bagi Green Force Persebaya. Pembelanjaan pemain asing tim kebanggaan arek-arek Surabaya itu dinilai gagal.
Jika mau jujur, pembelanjaan pemain asing yang berhasil hanyalah John Tarkpor. Selama putaran I, playmaker asal Liberia itu menjadi ruh tim. ”Saya tidak sepakat jika mereka dinilai produksi gagal. Bagaimana pun mereka memiliki kontribusi kepada tim,” kata pelatih Persebaya, Danurwindo.
Dari lima pemain asing yang ada, selama putaran pertama, kecuali Tarkpor, empat pemain lainnya dinilai tidak cocok di pentas ISL. Striker termahal Persebaya, Ngon Adjam (Rp 1,3 miliar), tidak memberikan kontribusi maksimal bagi tim, karena cedera yang dialaminya.
Pemain asal Kamerun itu hanya bermain 248 menit (tidak genap tiga laga) selama putaran pertama. Ngon hanya bermain full time di dua pertandingan (versus PSPS Pekanbaru dan Sriwijaya FC). Dari 17 pertandingan, Ngon hanya mencetak tiga gol. Tentu sangat tidak produktif bagi seorang striker papan atas. ”Ngon bukanlah pemain asal-asalan. Dia adalah striker berkualitas. Hanya saja, dia kena masalah dengan cederanya,” jelas Danur – sapaan akrab Danurwindo.
Penampilan tiga pemain asing lainnya, Josh Maguire, Anderson da Silva dan Takatoshi Uchida, juga tidak menjanjikan. Apakah masalah ini dikarenakan Danur tidak dilibatkan dalam perekrutan pemain asing? Mantan pelatih Persija itu membantahnya. ”Saya sudah memberikan kepada manajemen tentang kriteria pemain yang saya inginkan. Manajemen kemudian mencarikannya. Sebab, tidak mungkin saya mencari pemain sendiri,” jelasnya.
Ketika membangun kerangka tim, manajemenlah yang lebih banyak berperan. Waktu itu, Danurwindo belum bergabung di markas Persebaya karena masih menjalankan tugas sebagai instruktur pelatih lisensi A AFC di Jakarta.
Ketika Danur datang, para pemain sudah terekrut semuanya. Perekrutan Ngon, Tarkpor, Josh, Anderson, dan Taka, manajemenlah yang lebih berperan.
Mengenai pemain asing baru yang kini ikut seleksi, manajer Saleh Ismail Mukadar mengatakan, akan me-launching mereka Minggu (7/2) mendatang. Mereka diperkenalkan dalam laga uji coba versus Persebaya Surabaya U-21.
Temuan TPF
Sementara itu, Tim Pencari Fakta (TPF) Pengcab PSSI Surabaya menemukan celah kekeliruan dari keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan sanksi berlipat pada Persebaya. Kuasa hukum Persebaya M. Sholeh menerangkan, meskipun keputusan Komdis PSSI terkait kasus Arema Indonesia tidak bisa dibanding, karena dendanya tidak lebih dari Rp 30 juta, sejatinya denda tersebut lebih dari Rp 30 juta.
“Komdis menjatuhkan vonis dua kali untuk kasus yang sama, yaitu kasus Arema. Hal yang tidak lazim di lingkungan hukum. Selain kena denda Rp 30 juta, Komdis juga memberikan denda tambahan Rp 5 juta untuk diberikan pada Arema,’’ jelas Sholeh.
Berarti, Komdis mendenda Rp 35 juta plus hukuman partai usiran Persebaya versus Sriwijaya FC di Malang, tanpa penonton. ’’Keputusan pertama denda Rp 5 juta. Mungkin karena Komdis tidak mendapat apa-apa, mereka menjatuhkan keputusan kedua. Ini baru pertama kali, satu kasus diputus dua kali,’’ jelasnya.
Sholeh berharap hukuman terhadap Persebaya direduksi. Partai usiran Persebaya kontra Sriwijaya di Malang, menurut Sholeh, berarti memberikan masalah kepada Arema. Sebab, selama ini terjadi permusuhan suporter Arema dan Persebaya. ook
Add comment February 5th, 2010
SURABAYA — Kondisi keuangan Persebaya sedang tidak bersahabat. Ya, tim berjuluk Green Force itu meradang, setelah digempur habis-habisan oleh hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dengan denda yang berlapis.
” Kondisi keuangan kami tidak sehat, itu setelah banyak denda yang diberikan oleh Komdis kepada Kami,” aku Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukadar di Gelora 10 Nopember kemarin (4/1).
Menurut Saleh, faktor yang menguras kantong Persebaya adalah kewajuban pembayaran denda sebesar Rp 30 Juta kepada Arema Malang, sebelum jatuh tempo pada tanggal 9 Februari.
Selain itu, Sambung Saleh, Persebaya juga ditekan untuk membayar denda sebesar Rp 200 juta kepada komdis dan Rp 50 juta yang diberikan pada Persib Bandung, Saat pendukung Persebaya ikut memberikan dukungan kepada Persebaya saat melawan Persib Bandung pada tanggal 23 Januari silam.
” Ini sangat tidak adil, mereka (Komdis Red) sudah tahu kalau kondisi keuangan kami sedang tidak bersahabat, malah memberikan hukuman seperti itu,” ucap Saleh. Kendati demikian, Saleh menyatakan bahwa hukuman yang diberikan oleh Komdis itu akan terasa lebih ringan. Itu setelah para pendukung Persebaya dari berbagai elemen memohon agar Persebaya membuat laga amal untuk membayar denda yang dibebankan kepada Persebaya tersebut.
” Mereka (sporter Persebaya Red) menginginkan laga amal itu, dan kami akan menggelarnya pada Hari Minggu Sore (7/1) di sini (Gelora Sepuluh Nopember Red),” tutur pria berbadan subur itu. Saleh optimistis masih banyak pendukung yang mau membantu Persebaya untuk keluar dari masa-masa sulit dengan laga amal antara Persebaya melawan Persebaya Junior itu,
” Saya yakin, mereka bukan hanya datang untuk menyaksikan pertandingan, tapi lebih dari itu, yakni meringankan beban yang dialami oleh tim idola mereka,” Ungkap Saleh. Menurut Saleh, karena laga tersebut adalah laga amal, maka diberikan harga yang sama bagi semua kelas yakni Rp 20.000.” (jpnn)
Lemak Jadi Raja, Akal Jadi Dodol!
1 komentar:
Syiip... Syiip... Keren...
gitu lah sekali-kali nulis tentang sport.
Kayaknya bukan cuma pertama kali datang ke stadion, tapi juga pertama kali nonton sepak bola...
Post a Comment